Belajarlah Dari Negara Venezuela, Yang Rajin Berikan Subsidi Rakyatnya

RepublikNews – Bisa dibilang Venezuela ini hasil hayati, hewan eksotik, serupa dengan Indonesia. Bahkan minyak dan gas alamnya itu benar-benar melimpah melebihi Saudi Arabia.

Kebayangkan kekayaan negara ini seperti apa? Namun semuanya berubah karena satu hal yaitu “Subsidi”. Bisa redaksi sorban bilang subsidi ini adalah candu, membuat rakyat nyaman dengan subsidi yang diberikan oleh negara.

Ketika subsidi perlahan dihentikan maka akan timbul riak-riak demo, apalagi politisi oposisi sering mendramatisir dengan adegan menangis dan meminta kepada pemerintah negara agar tidak mencabut subsidi.

Namun kalau politisi oposisi di gerbong yang sama, dan dapat jatah jabatan di Istana. Maka subsidi di cabut pun hanya terdiam tanda setuju, jadi subsidi ini menjadi senjata politisi untuk menggalang suara rakyat agar mudah di kompori untuk berdemo

Padahal kalau kita lihat Venezuela ekonominya hancur lebur seperti negara-negara yang sedang berperang, bahkan dinilai lebih buruk dari hyper inflasi di Zimbabwe.

Bahkan rakyatnya pun ada yang miskin ekstrem hingga susah untuk dapat makanan, terlebih roda ekonomi tak berputar setelah orang-orang kayanya pergi ke negara lain. Otomatis kriminalitas di negara ini semakin menjadi-jadi, dan itu semua gara-gara subsidi.

Venezuela saat itu memberikan subsidi di era Hugo Chavez pada semua sektor di banyak program sosial, termasuk subsidi untuk usaha mengentaskan kemiskinan.

Tentu kebijakan subsidi adalah kehancuran yang akan dirasakan jangka panjang, hingga menetapkan harga barang pokok dengan satu harga. Efeknya para pengusaha susah meraup untung, dan akhirnya malah bangkrut. Beban subsidi juga semakin besar, karena ada banyak program sosial yang disubsidi, dari kesehatan, pendidikan, hingga perumahan.

Venezuela saat itu memberikan subsidi di era Hugo Chavez pada semua sektor di banyak program sosial, termasuk subsidi untuk usaha mengentaskan kemiskinan.

Tentu kebijakan subsidi adalah kehancuran yang akan dirasakan jangka panjang, hingga menetapkan harga barang pokok dengan satu harga. Efeknya para pengusaha susah meraup untung, dan akhirnya malah bangkrut. Beban subsidi juga semakin besar, karena ada banyak program sosial yang disubsidi, dari kesehatan, pendidikan, hingga perumahan.

Namun setelah meninggalnya Chavez dan dianugerahi sebagai pahlawan oleh orang tidak mampu, kepemimpinannya yang digantikan oleh Nicolas Maduro menjadi parah di tahun 2016 ketika harga minyak menukik tajam.

Saat itu pemerintah malah mencetak uang sebanyak-banyaknya, otomatis krisis parah pun dialami. Semua itu tak lepas dari candu subsidi, karena rakyat sudah terbiasa akan subsidi. Maka pemerintah selanjutnya tak berani bila memutus rantai subsidi tersebut. (red sorban)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PHONE PENGADUAN